Rana Dase
DISKRIPI tentang KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena tidak ada kebudayaan yang tidak bertumbuh kembang dari suatu masyarakat. Sebaliknya, tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan karena tanpa kebudayaan tidak mungkin masyarakat dapat bertahan hidup, masyarakat adalah wadah, dan budaya adalah isi.
Terdapat hubungan timbal balik antara manusia dengan kebudayaan, yakni manusia menciptakan budaya kemudian budaya memberikan arah dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan merupakan hasil dari ide-ide dan gagasan-gagasan yang akhirnya mengakibatkan terjadinya aktivitas dan menghasilkan suatu karya (kebudayaan fisik) sehingga manusia pada hakekatnya disebut makhluk sosial.
Kebudayaan juga mencakup aturan, prinsip, dan ketentuan-ketentuan kapercayaan yang terpelihara rapi yang secara turun temurun diwariskan kepada generasi ke gerasi.
Hal ini juga tampak dalam Masyarakat Toraja, kebudayaan yang dibina, dikembangkan, deketahui dan diakui pihak lain secara nyata akan menunjukkan adanya proses pewarisan budaya dari para leluhur Masyarakat Toraja. Kebudayaan tersebut dibangun berdasarkan Asas, Prinsip-prinsip, Aturan-aturan, Ketentuan-ketentuan, dan Strategi tertentu yang berbasis Mitologi, Seni, Kepariwisataan, dan Ritual-ritual Adat lainnya.
Kebudayaan pada suatu kelompok masyarakat atau etnis tertentu tidak akan hilang begitu saja semudah "menghapus dedak" di telapak tangan, akan tetapi kebudayaan dapat berubah seiring dengan perkembangan pola pikir dari masyarakat.
Perubahan ini dikarenakan adanya pengaruh globalisasi ( dalam trend saat ini ) yang menuntut masyarakat untuk hidup serba modern. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat telah merubah gaya hidup dan pola pikir manusia. Secara perlahan membuat masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan atau budaya lamanya yang selama ini mereka pelihara eksistensinya. Adanya pengaruh global membuat kita mulai melupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Budaya Lokal yang telah diwariskan oleh Nenek Moyang Bangsa kita.
Terkikisnya budaya lokal akibat pengaruh terpaan globalisasi juga mulai terasa dalam Budaya Toraja. Sebagian besar Masyarakat Toraja terutama generasi muda yang seharusnya menjadi penerus untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan mulai meninggalkan bahkan tidak peduli terhadap keberadaan Budaya/Tradisi Toraja.
Sehingga ritual atau simbol yang terdapat dalam prosesi Adat hanya sekedar "tontonan", sebagai pelengkap dari Upacara Adat yang mereka lakukan tanpa mengetahui proses dan makna dibalik ritual tersebut. Padahal bagi masyarakat Toraja, Upacara Adat selalu dipandang sebagai sesuatu yang Sakral, yang sarat akan makna.
Hampir sebagian besar Generasi Muda Toraja tdkk tahu dan tdk memahami apa yg terkandung dlm sebua Ritual Adat Toraja yg dilakukan. Hal ini di karenakan adanya persepsi yang salah dari Generasi Muda bahwa Adat ini sudah "kuno, tradisional, dan ketinggalan zaman" yg tak pantas dan tak cocok lagi dengan dunia modern sperti skarang ini. Itu suatu KEBENARAN atau hanya sebuah GENGSI..?? :)
Sepertinya lebih ke kurangnya inisiatif untuk estafet sehingga mulai memudar.
ReplyDelete